Our social:

Minggu, 29 Mei 2016

Relung Keyakinan (1)

Katakanlah aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
rajanya manusia,
Tuhannya manusia,
dari bisikan setan yang bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia,
dari golongan jin dan manusia,

Katakanlah, aku berlindung kepada yang menguasai subuh (fajar),
Dari makhluk yang di ciptakannya,
Dan Dari kejahatan malam ketika gelap gulita,
Dan dari kejahatan penyihir yang meniup ubul-ubul,
Dan dari orang yang dengki apabila dia dengki.

Katakanlah (wahai Muhammad) Tuhan itu satu,
Allah Tempat meminta segala sesuatu,
Tuhan tidak beranak dan di peranakkan,
Dan tidak setara dengan apapun.

Allah merupakan jujukan untuk meminta segala sesuatu, bukan mengabulkan segala sesuatu. Sebab hanya Dialah yang tahu apa yang kita butuh dalam pemenuhan beraneka ragam kebutuhan kita, bukan pemenuh segala kemauan kita yang belum tentu kita butuhkan pada saat tertentu.

Semua manusia pada umumnya selalu bisa, mampu menerima hal baik. Siap tanpa perlu persiapan. Tetapi butuh kelapangan hati, kebesaran jiwa, ke siap an ekstra dalam menerima hal buruk yang kurang mengenakkan karena tidak sesuai dengan pengharapan kemauan dalam kehidupan dunianya.

Andaikan saja kita tidak memiliki motif pengharapan dari setiap tindakan, mungkin tak akan ada kekecewaan yang kita rasakan. "Lha wong gak njalok opo-opo kok, lapo ngersulo" (lha orang gak minta apa-apa kok, kenapa harus kecewa).

Beribadah ya beribadah saja lah, tak perlu pamrih menungganginya dengan  berbagai motif kemauan yang sejatinya hanya materialisme orientasinya. Tak sedikit juga dari kita yang menjalankan kewajiban ibadah demi surga yang menyuguhkan keindahan, tanpa kita sadari penggambaran yang kita bayangkan atas keindahan tersebut terbatas pada apa yang pernah kita dan manusia lain lihat di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar